Kita sering meragui kemampuan dirinya
sendiri, segelintir majikan meragui kemampuan pekerjanya dan sesetengah
pemimpin meragui kebolehan rakyatnya. Akhirnya keraguan ini akan menimbulkan
ketidak adilan.
Atas nama keraguan saya bawa saudara saudari
ke dalam kisah dan teladan dalam alkitab tentang Yehezkiel.
Ketidakpercayaan orang Israel terhadap
berita Yehezkiel merupakan satu bentuk keraguan. Mereka mencemooh Yehezkiel dan
berita yang disampaikannya. Yehezkiel 33:24 yang berbicara tentang jatuhnya
Yerusalem setelah Yehezkiel melayani enam setengah tahun (ayat 21).
Peristiwa tersebut merupakan titik tolak di
dalam pelayanan Yehezkiel. Dia kembali mendapatkan suaranya yang hilang setelah
isterinya meninggal (Yehezkiel 24:27). Tuhan menyuruhnya berbicara lagi.
Namun demikian, sebelumnya, dia disedarkan
akan panggilannya kembali sebagai penjaga bagi Israel (ayat 1-9).
Yeh 33:7 Dan engkau anak
manusia, Aku menetapkan engkau menjadi penjaga bagi kaum Israel. Bilamana
engkau mendengar sesuatu firman dari pada-Ku, peringatkanlah mereka demi
nama-Ku.
Ayat 33:7 Ini penting untuk memberikan keyakinan
kepada Yehezkiel akan status dirinya dan kebenaran beritanya di tengah bangsa
yang tegar.
Ada 2 pesan yang ingin disampaikan oleh
Tuhan melalui Yehezkiel di sini.
Pertama, Tuhan telah memberikan kesempatan
pemulihan kepada bangsa Israel yang berada di Yerusalem bila mereka bertobat
(ayat 10-16). Namun, mereka menolak tawaran itu dan tetap berkeras hati, bahkan
menyalahkan Tuhan (ayat 17-20). Mereka sombong karena menganggap bahwa mereka
akan memiliki tanah Yerusalem selama-lamanya (ayat 24), padahal mereka telah melakukan
kekejian yang dahsyat (ayat 25-29). Mereka tidak hanya mencemohkan ancaman
Tuhan, tetapi juga pengharapan yang Tuhan berikan.
Pesan yang kedua, iaitu suatu peralihan
kesempatan. Tuhan kini memberikan hak pemulihan bukan kepada mereka yang berada
di Yerusalem, tetapi kepada mereka yang berada di pembuangan. Hanya orang-orang
yang pada akhirnya sungguh-sungguh kembali pada Tuhan yang akan diberikan
pemulihan. Tuhan tidak menyukai orang yang menganggap remeh firman-Nya (ayat
30-33). Pertobatan sejati terjadi bukan hanya dengan kesenangan mendengar
firman Allah, namun menuntut kepada perubahan hidupnya setelah mendengar firman
Tuhan.
Seorang pahlawan Tuhan harus berani
memberitakan imannya. Belajarlah untuk mengimani dan mewartakan janji Tuhan, meskipun
situasi tidak senang.
Pada hari ini, jangan ragu-ragu lagi akan
kebenaran firman Tuhan. Dia adalah alfa dan omega. Dia adalah jalan kebenaran
dan hidup.
www.sarawakdoaku.com
04 September 2017
0 comments:
Post a Comment
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.