Juruterbang: Pusat perhatian orang percaya

Di kaca televisyen, kita sering melihat berita-berita parti politik. Masing-masing mempunyai misi dan visi tersendiri. Fokus perhatian mereka adalah meraih sokongan rakyat.

Apa yang menjadi fokus saudara dan saudari? Kalau yang masih bersekolah dan di universiti, fokus mereka kepada pelajaran. Mereka sudah menamatkan pelajaran samada di Sekolah, Kolej mahupun Universiti, sudah pasti fokus akan terarah untuk mencari pekerjaan. Mereka yang bujang dan dara tidak dinafikan akan terfokus untuk mencari pasangan hidup masing-masing. Begitu juga yang sudah berkeluarga, mereka akan memusatkan perhatian mereka kepada keluarga dan anak-anak.

Seorang juruterbang bernama Bernie May menulis, "Pelajaran tersulit yang diajarkan kepada para pelatih juruterbang baru mengenai pendaratan di landasan yang pendek dan berbahaya adalah menjaga pandangan mereka supaya terus tertuju pada bagian landasan yang baik, dan bukannya memerhatikan bahagian yang rosak. Kecenderungan kita adalah memusatkan perhatian kepada halangan, bahaya, serta hal-hal yang ingin dihindari. Namun pengalaman mengajarkan kita bahawa juruterbang yang memerhatikan hal-hal yang berbahaya, cepat atau lambat akan menuju pusat kehancuran."

Pelajaran ini membuat saya berfikir mengenai prinsip-prinsip rohani di dalam Alkitab. Daripada memusatkan perhatian pada dosa-dosa yang ingin kita hindari, kita diajar untuk memusatkan perhatian pada perbuatan-perbuatan baik yang Kristus harapkan dari kita. Paulus memberi tahu umat kristian di Kolose demikian, "Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi" (Kolose 3:2). Kita akan menyingkirkan cara lama dalam berpikir dan bertindak (ayat 5-9), serta "mengenakan" cara hidup yang baru (ayat 10-17).

Bernie May membuat kesimpulan dengan mengatakan bahwa seorang juruterbang yang berpengalaman memusatkan perhatian secara penuh pada jalur pendaratan yang mereka inginkan dan sedangkan bahaya atau risiko yang ada tidak banyak mendapat perhatian.

Ketika Kristus dan kehendak-Nya menjadi pusat hidup kita, maka daya tarik kehidupan lama tidak menjadi pusat perhatian kita karena tujuan kita adalah mendarat tepat di pusat kehendak Tuhan.

Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi

(Kolose 3:2)