Tuesday, 20 February 2018

Awal tahun ini, banyak kelas-kelas pemuridan akan dimulakan. Ada juga yang sedang dijalankan didalam kelompok sel, pertemuan doa, di gereja mahupun disekolah, kolej, universiti dan ditempat kerja. Tidak ketinggalan kelas-kelas pemuridan pembelajaran alkitab diadakan dirumah-rumah panjang.

Sebelum itu, pertanyaannya, bersediakan diri kita dimuridkan? Hati saya tertarik sekali apabila melihat proses pemuridan yang dilakukan oleh Paulus kepada muridnya Timotius. Hasil proses pemuridan yang dilakukan oleh Paulus adalah tiga karektor mahupun sikap besar yang dimiliki oleh Timotius.

Pertama, Timotius memiliki kesatuan pikiran dan kesatuan hati dengan gurunya, Paulus. Timotius adalah seorang murid yang bukan saja menyerap pengetahuan yang dimiliki Paulus, tetapi juga menyelami isi hati Paulus. Pemuridan seperti ini bukan saja merupakan proses pemindahan ilmu dari otak ke otak, tetapi juga transformasi dari hati ke hati. Timotius memiliki komitmen untuk sepikiran dan sehati dengan bapa rohaninya. Kualiti seperti ini menurut Paulus tidak dimiliki oleh yang lain (Filipi 2:20a).

Kedua, Timotius tidak mementingkan diri sendiri, melainkan mengutamakan kepentingan Kristus dan kepentingan orang lain (Filipi 2:20b-21). Kesihatian Timotius dengan Paulus adalah di dalam mengutamakan Kristus dan jemaat yang mereka layani, termasuk dalam situasi yang sulit sekalipun. Di dalam hal ini, proses pemuridan sudah melampaui perkongsian pengetahuan semata. Yang terjadi di dalam proses ini adalah Timotius mengikuti teladan yang dilakukan oleh Paulus, dalam masa yang sama Paulus meneladani Kristus.

Ketiga, Timotius adalah seorang yang penuh dengan kesetiaan (Filipi 2:22). Kualiti seperti ini juga sangat penting, khususnya di tengah situasi sulit. Di dalam tekanan, banyak orang memikirkan keselamatan diri sendiri bahkan tidak ramai yang akan mengorbankan dirinya untuk orang lain. Namun, Timotius menunjukkan sikap berbeda dengan menunjukkan kesetiaan kepada Paulus, gurunya, sekalipun Paulus berada dalam penjara. Risiko yang besar pasti akan ditanggung Timotius. Tampak di sini bahwa pemuridan yang dilakukan Paulus telah berhasil menjadikan Timotius sebagai murid yang setia. Itu dilakukan bukan dengan teori semata-mata, tetapi melalui teladan hidup Paulus sendiri. Itulah pemuridan yang sesungguhnya.

Bagaimana dengan diri kita? Apakah seperti Timotius dan Paulus yang bersedia memberi diri dimuridkan oleh Kristus?

Salam pemuridan semua.

Artikel ditulis;
Robin Maramat
Master Christian Studies (MBTS)

20 Feb 2018

0 comments:

Post a Comment

:) :)) ;(( :-) =)) ;( ;-( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ $-) (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.

Popular Posts